The news hit him like a thunderclap—especially with the national celebration of Youth Pledge Day only days away.
Rio nodded solemnly and began his investigation. He carefully examined the exhibition hall, studying every detail—the shattered display glass, the footprints on the marble floor, and the faint scent of old parchment lingering in the air.
Rio frowned. It felt deliberate, as if the clock itself was trying to tell him something.
Without hesitation, he picked it up.
The moment his fingers touched the cold brass surface, a surge of energy coursed through him. A powerful pull yanked him off his feet. The world around him blurred into a spinning tunnel of light—then darkness.
When Rio opened his eyes, the air was different. The streets were lined with colonial buildings, and the sound of horse carriages echoed through the night.
The Night of the Oath
But as Rio absorbed the moment, something unusual caught his attention.
Moments later, the man slipped quietly out of the building, carrying a small leather pouch.
At the end of a dimly lit alley, the man met with another figure—a Dutch colonial officer in uniform.
Hidden behind a wall, Rio listened closely.
“If this document spreads,” said the officer in Dutch-accented Bahasa, “the natives will unite. We must destroy it before dawn.”
Rage burned within Rio. He knew what that manuscript meant—the declaration of unity, language, and homeland that would one day shape a nation.
He stepped out from the shadows. “Not tonight,” he said coldly.
The Midnight Battle
The manuscript spilled out, fluttering onto the cobblestones like a fragile piece of history itself.
Rio clutched the manuscript tightly, his heart pounding.
Return of the Pledge
He hurried back to the congress hall and placed the manuscript on the table. The young delegates looked at him in awe, their eyes filled with gratitude and tears.
“Thank you,” whispered one of them. “This document... it carries our dreams.”
Before Rio could say anything, he felt a familiar vibration in his pocket. The antique clock he had taken began to tremble violently, glowing faintly.
A swirl of light enveloped him once again.
The curators gasped, their faces lighting up with relief and disbelief. Cheers and applause echoed through the exhibition hall as they gently returned the document to its display case, ready for the upcoming national commemoration.
Rio stepped back, exhaling deeply. The adrenaline was gone, but pride filled his chest.
He looked at the manuscript one last time and whispered to himself:
“History is the witness of our struggle.It must be protected—so the future never loses its way.”
Detektif Rio terbangun dari tidurnya yang gelisah ketika telepon berdering keras di sudut kamar. Pesan darurat dari Museum Nasional: naskah asli Sumpah Pemuda hilang. Ini adalah berita yang mengguncang, terutama menjelang perayaan Hari Sumpah Pemuda.
Rio bergegas menuju museum, di mana suasana kacau menyelimuti. Kurator yang panik menyambutnya dengan wajah pucat. "Detektif, kita harus menemukannya. Naskah itu adalah jiwa bangsa."
Rio mulai menyisir ruang pameran, memperhatikan setiap sudut ruangan dengan seksama. Di tengah penyelidikannya, dia menemukan sebuah jam antik berdebu, tergeletak di lantai. Jam itu berhenti tepat pada pukul 10:00 malam, seperti menyimpan rahasia yang ingin diceritakan.
Tanpa ragu, Rio menyentuh jam tersebut, dan seketika itu juga, dia merasakan tarikan kuat. Tubuhnya terasa ringan, dan dia tersedot ke dalam pusaran waktu. Ketika membuka matanya, Rio mendapati dirinya berada di tahun 1928, di tengah hiruk-pikuk Kongres Pemuda Kedua.
Rio menyaksikan para pemuda dengan semangat membara mengikrarkan Sumpah Pemuda. Namun, dari sudut ruangan, dia melihat bayangan mencurigakan. Seorang pria berwajah dingin tampak mengincar naskah yang baru saja dibacakan.
Rio mengikuti pria itu keluar gedung, melintasi jalanan Jakarta yang masih sepi. Di sebuah gang sempit, pria tersebut bertemu dengan seseorang yang tampak seperti pejabat kolonial. Mereka merencanakan untuk menghancurkan naskah itu, agar persatuan pemuda tak pernah tercapai.
Dengan keberanian yang menggelora, Rio menghadang mereka. Terjadi pertarungan sengit di bawah cahaya rembulan. Rio berhasil merebut kembali naskah tersebut, namun pria berwajah dingin itu melarikan diri, meninggalkan ancaman bahwa perjuangan belum usai.
Rio kembali ke gedung kongres, menyerahkan naskah kepada para pemuda. Mereka berterima kasih dengan air mata haru. Sebelum Rio sempat menjelaskan siapa dirinya, jam antik di sakunya bergetar hebat, menariknya kembali ke masa kini.
Di ruang pameran, Rio muncul kembali dengan naskah asli di tangannya. Kurator dan pengunjung yang cemas menyambutnya dengan sorak sorai lega. Naskah itu kembali ke tempatnya, siap untuk dipamerkan pada perayaan yang akan datang.
Dengan perasaan lega dan bangga, Rio merenung. "Sejarah adalah saksi perjuangan kita. Kita harus menjaganya agar masa depan tetap terarah."
By.@Septadhana
Baca Juga :
- Hasil Karya Siswa Informatika - IT Preneur Design Grafis (LOGO)
- Hasil Karya Siswa Informatika - IT Preneur Design Grafis (Hewan)
- Hasil Karya Siswa Informatika - IT Preneur Design Grafis (Manusia)
- Hasil Karya Siswa Informatika - IT Preneur Design Grafis (Pemandangan)
- Lirik dan Makna Lagu YESTERDAY - The Beatles
- Lirik dan Makna Lagu IMAGINE - John Lennon - The Beatles
- Lirik dan Makna Lagu Hey Jude - The Beatles
- Lirik dan Makna Lagu Let it Be - The Beatles
- Class 8 : Soal Materi Jaringan Komputer dan Internet
- Class 7 : Soal Uraian Perangkat Komputer dan Sistem Komputer
- Class 7 : Soal Pilihan 25 Ganda dan 5 Uraian Materi Perangkat Jaringan dan Sistem Komputer
- Dalam Sistem Komputer ada berapa macam aplikasi , diantaranya adalah ...
- Lirik dan Makna Lagu Woman in Love - Barbra Streisand -
- Lirik dan Makna Lagu Forever Young- Alphaville
- Detektif Rio : Misteri Kasus Penganiaayaan Bebas dari Jerat Hukum di Surabaya
- Berikut adalah daftar 25 Nabi dalam agama Islam, beserta mukjizat dan ringkasan cerita singkat mereka:
- LITERASI : Pengenalan Software dan Hardware Komputer
- Detektif Rio ; Misteri Naskah Sumpah Pemuda
- Detektif Rio dan Lorong Waktu Sumpah Pemuda
- Class 7 : Hal. 234-238 - PRAKTIK LINTAS BIDANG - Pictoblox dengan AI - Uji Kompetensi PILGAN dan URAIAN beserta Kunci Jawaban
- Class 7 : Hal. 211-214 - ALGORITMA PEMPROGRAMAN - Algoritma dan Pictoblox - Uji Kompetensi PILGAN dan URAIAN beserta Kunci Jawaban
- Class 7 : Hal. 185-189 - BERPIKIR KOMPUTASIONAL - Mengenal Berpikir Komputasional - Uji Kompetensi PILGAN dan URAIAN beserta Kunci Jawaban
- Class 7 : Hal. 162-167 - TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI - Aplikasi Wordprocessing dan Spreadsheet - Uji Kompetensi PILGAN dan URAIAN beserta Kunci Jawaban
- Class 7 : Hal. 57-61 - SISTEM KOMPUTER - Perangkat Komputer dan Jaringan - Uji Kompetensi PILGAN dan URAIAN beserta Kunci Jawaban
- Class 7 : Hal. 14-19 - Dampak Sosial Informatika - Digital Citizenship beserta Kunci Jawabannya
- Lirik dan Makna Lagu Love is Blue - Paul Mauriot dengan choreographer yang unique
- Lirik, Chord dan Makna Lagu When The Children Cry- White Lion
- Lirik dan Makna Lagu A Whiter Shade of Pale - Procol Harum
- Lirik, Chord dan Makna Lagu Sailing - Rod Stewart
- Class 7 : Hal. 119 - IT PRENEUR - URAIAN - DESIGN GRAFIS beserta Kunci Jawabannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar